1. Latar
Belakang
Pada masa mendatang, standard
teknologi informasi akan menjadi lebih sederhana dengan adanya teknologi
komputasi awan. Hal ini dapat terwujud karena ketersediaan banyaknya cloud
service pada saat ini. Cloud Computing dimana cloud service
berjalan - pada dasarnya merupakan implementasi pemanfaatan layanan teknologi
informasi berbasis web - untuk mendukung berbagai jenis layanan. Cloud (awan) atau di dunia Tekonologi
Informasi merupakan simbologi yang digunakan untuk menggambarkan jaringan internet.
Dapat dikatakan bahwa cloud merupakan metafora dari internet, awan
merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang tersembunyi dalam modus
komputasi.
Kapasitas hal yang terkait teknologi
informasi itu sendiri disajikan sebagai suatu layanan, dimana pengguna dapat
mengakses layanan tersebut lewat Internet tanpa memerlukan pengetahuan mengenai
apa yang berlangsung di ‘balik awan’ ataupun memiliki rentang kendali terhadap
infrastruktur teknologi sehingga layanan aplikasi berbasis web tersebut dapat
berjalan. Menurut jurnal IEEE (Institute
of Electronics Electrical Engineers), Cloud Computing merupakan
sebuah paradigma dimana informasi secara permanen tersimpan di dalam server
yang disampaikan melalui internet serta tersimpan sementara di komputer pengguna
(client). Komputer pengguna dapat
berupa desktop, komputer tablet, notebook, personal data asistance, smartphone,
sensor-sensor, layar monitor penyaji multimedia (layanan IP-TV) dan sebagainya.
Dengan kata lain Cloud Computing
adalah layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh
pelanggannya melalui jaringan internet. Secara umum terdapat kebergantungan
mutlak pengguna terhadap Internet untuk dapat memperoleh berbagai kebutuhannya.
Sebut saja, Google Apps yang
menyediakan aplikasi bisnis umum secara sharing,
aplikasi ini dapat diakses melalui web browser,
adapun perangkat lunak serta data yang demikian besar tersimpan di server.
2. Rumusan
Masalah
Implementasi dan perkembangan komputasi awan tidak
bisa dipisahkan, bahkan saling melengkapi satu sama lain. Berdasarkan hal
tersebut, maka masalah yang
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah
yang dimaksud dengan implementasi aplikasi komputasi awan?
b. Bagaimana
cara untuk melakukan implementasi komputasi awan?
c. Apakah
yang dimaksud dengan pengembangan komputasi awan?
d. Bagaimana
cara yang dilakukan untuk pengembangan komputasi awan?
3. Batasan
Masalah
Sebenarnya bahasan mengenai implementasi dan
pengembangan aplikasi komputasi awan sangatlah luas. Oleh sebab itu, penulis membuat batasan supaya isi dari
makalah ini terkonsentrasi pada implementasi dan pengembangan dari aplikasi
komputasi awan. Sehingga hal-hal lain yang lebih luas dari implementasi dan
pengembangan aplikasi komputasi awan, tidak penulis bahas di makalah ini.
4. Tujuan
Teknologi komputasi awan merupakan teknologi yang
terbilang baru. Oleh sebab itu, penulis mencoba untuk mambagikan pengetahuan
yang penulis miliki mengenai teknologi komputasi awan, terutama di bidang
implementasi dan pengembangannya. Berdasarkan hal tesebut, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu:
a. Mengetahui
apakah implementasi komputasi awan itu
b. Mengetahui
cara-cara yang dilakukan untuk implementasi komputasi awan
c. Mengetahui
apakah pengembangan komputasi awan itu
d. Mengetahui
cara-cara yang dilakukan untuk pengembangan komputasi awan
5. Tinjauan
Pustaka
1. Mengetahui
implementasi dari aplikasi cloud
computing
2. Mengetahui
pengembangan dari aplikasi cloud
computing
3. Mengetahui
software dari aplikasi cloud computing
4. Mengetahui
topologi jaringan cloud computing
5. Mengetahui
pembagian kerja pada cloud computing
6. Materi
yang Dibahas
6.1 Pengembangan Elemen Cloud Computing
a.
Topologi
Jaringan Cloud Computing
Berbicara
tentang sistem cloud computing, akan
sangat membantu bila membaginya menjadi dua kelompok, yakni: front-end dan back-end. Keduanya terhubung melalui sebuah jaringan (Internet). Front-end terletak pada sisi pengguna
atau client. Sementara back-end adalah bagian "awan"
dalam sistem ini (dalam diagram jaringan internet kerap digambarkan sebagai
awan). Front-end mencakup komputer
(atau jaringan komputer) client, dan
aplikasi yang diperlukan untuk mengakses sistem cloud computing. Tidak semua sistem cloud computing memilikin interface
yang sama. Untuk mengakses layanan Web 2.0 seperti email berbasis web hanya
dibutuhkan web browser biasa, seperti
Firefox, Internet Explorer, atau Opera.
Namun, adapula sistem cloud computing yang memiliki aplikasi
sendiri (proprietary) yang harus
diinstall di komputer client.
Sementara itu, pada sisi back-end
dari sistem cloud computing terdapat
beragam komputer, server, dan sistem penyimpanan data, yang kesemuanya
menciptakan "awan" bagi layanan komputasi.
Secara
teori, sebuah sistem cloud computing mencakup semua program komputer yang dapat
di bayangkan, dari data processing hingga video game. Biasanya, setiap aplikasi
dijalankan dan memiliki server sendiri (dedicated
server). Sebuah server pusat mengatur jalannya sistem, seperti memonitor
lalu lintas, dan permintaan client untuk memastikan semuanya berjalan dengan
baik. Bila sebuah perusahaan cloud
computing memiliki banyak client, maka kebutuhan akan ruang penyimpanan
data (storage space) pun akan
membengkak. Sistem cloud computing
paling tidak membutuhkan ruang penyimpanan data dua kali lebih besar daripada
kebutuhan nyata untuk membuat duplikat (backup) dari semua data client. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah kehilangan data bila terjadi gangguan pada media
penyimpanan utama.
Gambar 6.1
Topologi cloud
computing
b.
Distribusi
beban vertikal untuk Komputasi Awan melalui Pilihan Implementasi Multiple.
Cloud computing
menyediakan perangkat lunak sebagai layanan ―cadangan untuk pengguna terakhir,
tapi infrastruktur yang mendasari harus cukup terukur dan kuat serta harus
fokus pada sistem Cloud perusahaan skala besar dan meneliti bagaimana
perusahaan dapat menggunakan service-oriented
architecture (SOA) untuk menyediakan antarmuka yang efisien untuk proses
bisnis.
Untuk
meningkatkan proses bisnis, masing-masing tingkatan SOA biasanya menyebarkan
beberapa server untuk muatan distribusi dan toleransi kesalahan. Salah satu
keterbatasan dari pendekatan ini adalah beban yang tidak dapat didistribusikan
lebih lanjut saat semua server pada tingkatan /jajaran yang sama dimuat.
Cloud computing
terlihat untuk perhitungan dan penyimpanan data menjauh dari end user dan ke server yang berlokasi di
pusat data, dengan demikian mengurangi beban pengguna dari penyedian aplikasi
dan manajemen. Dalam sistem cloud
enterprise, arsitektur berorientasi layanan (SOA) dapat digunakan untuk
menyediakan antarmuka yang mendasari proses bisnis, yang ditawarkan melalui
awan(cloud). SOA dapat bertindak
sebagai sebuah front-end terprogram ke berbagai komponen layanan yang dibedakan
sebagai individu dan pendukung server. Permintaan yang masuk ke layanan yang
disediakan oleh gabungan SOA harus diteruskan ke komponen yang benar dan server
masing-masing, dan seperti routing harus terukur untuk mendukung sejumlah besar
permintaan.
Dalam rangka untuk
meningkatkan proses bisnis, setiap tingkatan dalam sistem biasanya menyebarkan
beberapa server untuk mendistribusikan beban dan toleransi kesalahan. seperti
distribusi beban di beberapa server dalam tingkat yang sama dapat dilihat
sebagai distribusi beban horisontal, tampak seperti gambar berikut :
Gambar 6.2
Horizontal
distribusi beban
Salah
satu batasan dari distribusi beban horisontal adalah bahwa beban tidak dapat
didistribusikan lebih lanjut ketika semua server dalam tingkatan tertentu
mengambil hasil dari kesalahan konfigurasi infrastruktur. dimana terlalu banyak
server yang dikerahkan pada satu tingkat sementara dilain pihak ada sedikit
server yang dikerahkan di lain tingkatan.
Sebuah
pengamatan penting adalah bahwa dalam sistem kompleks SOA multi-tier, proses
bisnis tunggal sebenarnya bisa dilaksanakan oleh beberapa jalur yang berbeda
melalui tingkat perhitungan dalam rangka memberikan ketahanan dan skalabilitas.
Sebuah
layanan komposit dapat direpresentasikan sebagai tingkatan pemanggilan beberapa
komponen dalam sebuah infrastruktur TI berbasis SOA. Gambar berikut menggambarkan istilah-istilah di atas.
Gambar 6.3
Distribusi beban
vertical
Berikut
tugas analitik komposit online dapat direpresentasikan sebagai panggilan untuk Web dan Aplikasi Server (WAS) untuk
melakukan pra-pemrosesan tertentu, diikuti dengan sebuah panggilan dari WAS ke server database (DB) untuk mengambil data yang dibutuhkan, setelah
itu WAS meneruskan data yang
ditetapkan ke server analitik khusus untuk tugas-tugas komputasi data mining yang mahal.
Tugas
komposit memiliki beberapa implementasi di pusat data modern IT. Implementasi
alternatif dapat memanggil prosedur yang tersimpan pada database untuk menjalankan data mining
dan bukan memiliki server analitik khusus untuk melakukan tugas ini.
Implementasi alternatif menyediakan distribusi beban vertikal dengan
memungkinkan penjadwalan pekerjaan untuk memilih implementasi WAS dan DB saat analitik server tidak tersedia.
Reusability
adalah salah satu tujuan utama dari pendekatan SOA. Sehubungan dengan reusability yang tinggi dari komponen
aplikasi, adalah mungkin untuk menentukan alur kerja yang kompleks dengan
beberapa cara. Namun sulit untuk menilai, mana yang merupakan penerapan yang
terbaik.
6.2 Perangkat Lunak Cloud Computing
a. OpenStack
OpenStack
merupakan open source cloud computing
software untuk membangun infrastruktur cloud
yang reliabel dimana baru saja dipublikasikan beberapa hari lalu yaitu pada
tanggal 19 Juli 2010. Tujuan OpenStack
adalah untuk memungkinkan setiap organisasi atau perusahaan untuk membuat dan
menyediakan layanan cloud computing dengan menggunakan perangkat lunak open source yang berjalan diatas
perankat keras yang standar.
Terdapat
dua jenis OpenStack, yaitu OpenStack Compute dan OpenStack Storage. OpenStack Compute adalah perangkat lunak untuk melakukan otomasi
saat membuat ataupun mengelola virtual private server (VPS) dalam jumlah besar.
Sedangkan OpenStack Storage adalah
perangkat lunak untuk membuat object storage yang bersifat scalable serta
redundant dengan menggunakan cluster untuk menyimpan data data dalam ukuran
terabytes atau bahkan petabytes.
Seluruh
kode OpenStack berada dibawah lisensi
Apache 2.0. Sehingga memungkinkan siapapun untuk menjalankan, membangun
perangkat lunak lain diatas perangkat lunak OpenStack
atau mengirimkan perubahaan kode entah sebagai patch atau fitur baru.
OpenStack
saat ini telah digunakan perusahaan besar hosting seperti Rackspace Hosting dan NASA
menggunakan teknologi OpenStack untuk
mengelola puluhan ribu compute instance
dan storage dalam ukuran petabytes.
b.
Amazon Elastic Compute Cloud (EC2)
Amazon
telah memberikan solusi universal dan komprehensif yang populer untuk Cloud Computing, yang disebut Amazon Elastic Compute Cloud (EC2)
(2010). Solusi ini dirilis sebagai versi \beta. umum yang terbatas pada
tanggal 25 Agustus 2006, tetapi tumbuh pesat di tahun-tahun berikutnya.
EC2
menyediakan banyak fitur yang berguna bagi pelanggan, termasuk sistem penagihan
yang terencana dan biaya untuk komputasi yang murah pada tingkat yang sangat
mantap (penggunaan memori, penggunaan CPU, transfer data, dll), penyebaran
antara beberapa lokasi, elastis alamat IP, infrastruktur yang ada sambungan ke
pelanggan melalui Virtual Private Network
(VPN), jasa pemantauan oleh Amazon
CloudWatch, dan load balancing
elastis. Amazon EC2 provides virtual machine based computation environments.
EC2 menggunakan hypervisor Xen (2010)
untuk mengelola Amazon Mesin Gambar (AMI). AMI (Amazon EC2, 2010) adalah gambar
terenkripsi mesin yang berisi semua informasi yang diperlukan untuk perangkat
lunak. Dengan menggunakan interface layanan web sederhana, pengguna dapat
memulai, menjalankan, memonitor dan menghentikan, dapat ditunjukkan pada Gambar
di bawah ini.
Amazon
Elastic Compute Cloud (EC2)
c. GoGrid
GoGrid
memiliki karakteristik umum dengan Amazon
di area klasik komputasi awan, dalam hal ini mendukung beberapa sistem operasi
melalui gambaran manajemen sendiri, dan mendukung dalam hal menyeimbangkan
beban, penyimpanan awan, dan sebagainya. Selain itu, GoGrid menyediakan pelanggan dengan antarmuka web yang user-friendly service, mudah dimengerti
demonstrasi video, dan sistem penagihan yang ketat tapi tidak mahal. Jadi baik EC2 dan GoGrid, kedua-nya menyediakan fitur dasar dan umum dari Cloud Computing. Perbedaan antara
layanan (EC2 dan GoGrid) berikan terutama berasal dari model bisnis masing-masing. Sebagai
contoh, GoGrid menyediakan awan (Cloud) bebas dan penyimpanan yang
spesifik, sedikit berbeda dari Amazon.
GoGrid juga menyediakan Hybrid Hosting, yang merupakan fitur
pembeda. Banyak aplikasi namun tidak dapat berjalan dengan baik di lingkungan
server yang murni multi-tenant.
Performa Database
lebih baik pada dedicated server,
dimana EC2 dan GoGrid tidak perlu bersaing untuk input / output sumber daya,
situasi ini mirip dengan aplikasi web
server. GoGrid menyediakan
aplikasi-aplikasi khusus dengan dedicated server yang memiliki jaminan keamanan
yang tinggi.
d. Amazon
Simple Storage Service (S3)
Amazon Simple Storage Service
(2010) (S3) adalah layanan web penyimpanan online
yang ditawarkan oleh Amazon Web Services.
S3 dapat diakses pengguna melalui
layanan web, REST-style interface HTTP,
atau dengan melibatkan antarmuka SOAP.
Seperti halnya layanan komputasi awan lainnya, pengguna dapat meminta
penyimpanan dalam jumlah kecil atau besar dengan cepat, serta menyediakan
sistem penyimpanan sangat terukur.
Amazon S3
mengatur ruang penyimpanan ke dalam banyak kotak, dengan setiap kotak diberi
namespace yang pada umunya unik dengan maksud untuk membantu menemukan alamat
data, mengidentifikasi user account
untuk pembayaran, dan mengumpulkan informasi penggunaan. Amazon S3 berurusan dengan semua jenis data sebagai obyek. Sebuah
objek dapat diakses melalui URL yang terdiri dari kunci dan versi ID dengan
namespace sebagai awalan.
Pengguna
Amazon S3 tersebar di banyak bidang,
misalnya, SmugMug, Slideshare dan Twitter. Twitter menggunakan Amazon S3 untuk host images, Apache Hadoop menggunakan S3 untuk menyimpan data
komputasi, dan utilitas sinkronisasi online seperti Dropbox dan Ubuntu One
gunakan Amazon S3 sebagai tempat
penyimpanan dan fasilitas transfer.
e. Rackspace
Cloud
Rackspace
Awan awalnya diluncurkan pada tanggal 4 Maret 2006 dengan nama "Mosso". Dalam tiga tahun
berikutnya, (Raskspace Cloud) telah
mengubah namanya dari "Mosso LLC" menjadi "Mosso: The Hosting Cloud", dan akhirnya
menjadi "Rackspace Cloud"
pada tanggal 17 Juni 2009.
Perusahaan
ini menyediakan layanan termasuk cloud
server, cloud file, dan cloud site.
Cloud file service adalah layanan
penyimpanan awan (cloud) yang
menyediakan penyimpanan online yang tak terbatas dan Jaringan Pengiriman Konten
untuk media secara komputasi utilitas. Selain control panel online,
perusahaan ini menyediakan layanan API(Application Programming Interface)
yang dapat diakses melalui Application Programming Interface yang aman
dengan kode klien open source.
Rackspace
memecahkan masalah keamanan dengan mereplikasi tiga salinan penuh data di
beberapa komputer pada beberapa zona, dengan setiap tindakan yang dilindungi
oleh SSL(Secure Socket Layer).
f.
Google App Engine
Google App Engine (GAE)
tujuan utama adalah untuk mengefisienkan pengguna menjalankan aplikasi web.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 6.5
Google
App Engine
Google
App Engine mempertahankan
Python dan lingkungan runtime Java pada server aplikasi, bersama dengan
beberapa Application Programming Interface sederhana untuk mengakses
layanan Google.
Selanjutnya
menyebar permintaan HTTP dengan load balancing dan routing strategi yang
didasarkan pada Contents(isi). Runtime sistem yang berjalan pada
aplikasi server yang ideal dengan pengolahan logika aplikasi dan menyediakan
konten web dinamis, sedangkan halaman statis dilayani bersama oleh
infrastruktur Google. Untuk memisahkan data terus-menerus dari server aplikasi,
GAE ( Google App Engine ) menempatkan data ke dalam Datastore dari
sistem file lokal. Aplikasi dapat mengintegrasikan layanan data dan Google
App Layanan lainnya, seperti email, penyimpanan foto dan sebagainya melalui
API (Application Programming Interface) yang disediakan oleh GAE
(Google App Engine).
Selain layanan,
Google juga menyediakan beberapa tool untuk pengembang dalam hal ini membantu
pengembang membangun aplikasi web dengan mudah di GAE ( Google App
Engine ). Namun, sejak pengembang erat terhubung ke infrastruktur Google,
ada beberapa pembatasan yang membatasi fungsionalitas dan portabilitas dari
aplikasi
g.
Microsoft
Azure
Strategi
awan Microsoft adalah untuk membangun
sebuah platform awan yang mana
pengguna dapat memindahkan aplikasi ke dalam cara yang sempurna, dan memastikan
bahwa sumber daya yang dikelola dapat diakses untuk kedua layanan awan tersebut
pada aplikasi lokal.
Untuk
mencapai ini, Microsoft memperkenalkan Windows Azure Platform (WAP), yang
terdiri dari sistem operasi Awan(Cloud) yang bernama Windows Azure, dan
satu set layanan pendukung, seperti ditunjukan pada gambar berikut :
Gambar 6.6
Arsitektur dari
platform Windows Azure
Windows
Azure adalah bagian utama dari WAP(Wireless Application Protocol). WAP
adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang
memungkinkan sebuah telepon genggam digital atau terminal mobile yang
mempunyai fasilitas WAP, melihat/membaca isi sebuah situs di internet dalam
sebuah format teks khusus. Ini mempekerjakan mesin virtual sebagai lingkungan
runtime nya. Penawaran Aplikasi dalam awan Microsoft dibagi menjadi dua jenis:
instansi peran Web, yang dapat melayani permintaan web melalui layanan
informasi internet; dan instansi peran pekerja, yang hanya dapat menerima pesan
dari instansi peran Web lain atau aplikasi lokal. Windows Azure mempekerjakan "controller kain" untuk
mengelola semua mesin virtual dan server penyimpanan pada mesin fisik di pusat
data Microsoft.
Windows
Azure menggunakan sebuah pengendali kontrol untuk mengelola semua mesin virtual
dan server penyimpanan pada mesin fisik di pusat data Microsoft. Serupa dengan
Datastore di GAE(Google Application Engine),WAP(Wireless Application
Protocol) juga menyediakan layanan database yang disebut SQL Azure, untuk
menyimpan data di awan(cloud). Salah satu fitur dari SQL Azure adalah menyediakan alat untuk
sinkronisasi data dilokasi lokal.
Layanan
infrastruktur didukung oleh WAP
melalui layanan .NET yang saat ini include
dengan kontrol akses dan layanan ekspos. Keduanya tersedia untuk layanan Cloud
dan layanan lokal.
6.3 Open-source cloud application
a. Eucalyptus
Ostatic menggemparkan berita dimana
UC Santa Barbara membuat sebuah open-source
cloud project tahun kemarin. Dikeluarkan sebagai open-source (dengan menggunakan lisensi FreeBSD-style) Eucalyptus
dapat digunakan untuk infrastruktur cloud
computing dalam cluster yang
dapat menduplikasi fungsionalitas Amazon
EC2, Eucalyptus secara langsung menggunakan command-line tool dari Amazon.
Sebagai langkah awal Eucalyptus System
terlebih dahulu membuat venture funding,
untuk membiayai staff termasuk arsitek dari Eucalyptus
project. Baru baru ini mengeluarkan update
software framework nya, yang juga dilengkapi dengan fitur cloud computing yang akan digunakan pada
Linux Ubuntu versi terbaru.
b. Red Hat's Cloud
Salah satu pemain open-source terlama Red Hat memang telah memfokuskan diri pada cloud computing. Pada akhir juli kemarin, Red Hat membuka sebuah Open
Source Cloud Computing Forum, yang berisi banyak persentasi mengenai ide
perpindahan dari open-source untuk mengikuti teknologi cloud. dapat mengikuti
semua free webcast dari semua persentasi Redhat. Pembicaranya Rich Wolski (CTO dari Eucalyptus Systems), Brian
Stevens (CTO dari Red Hat), dan juga
Mike Olson (CEO dari Cloudera).
Steven akan membawa mengenai strategi Red
Hat terhadap cloud computing. Novell juga open source sedang mencoba untuk memfokuskan ke cloud computing.
c. Traffic Server
Yahoo kali ini berpindah ke open-source untuk memberikan inisiatif
untuk mewujudkan cloud computing
dengan memberikan donasi ke produk Traffic
Server kepada Apache Software
Foundation. Traffic Server adalah
sebuah sistem yang digunakan secara in-house oleh Yahoo untuk mengatur traffic
sendiri, dengan ini dapat mengatur
session management, authentication, configuration management, load balancing,
dan juga routing untuk semua cloud
computing software stack. Dengan kata lain Traffic Server memberikan kemudahan bagi para IT administrator
untuk mengalokasikan sumber daya, termasuk didalamnya menghandle ratusan dari virtualized services secara online.
d. Cloudera
Sebuah open-source Hadoop software framework yang saat ini mulai banyak di
gunakan pada cloud computing deployment
karena fleksibilitas nya yang tinggi dan menggunakan cluster-based, data-intensive queries tools ini jadi banyak
disukai. Tentu saja ini terlewat oleh
Apache Software Foundation, dan Yahoo juga memiliki time-tested Hadoop distribution sendiri. Cloudera nampaknya saat ini menjajikan untuk tahap awal yang
memberikan support komersil untuk Hadoop.
e. Puppet
Adalah sebuah teknolosi Virtual server yang dapat di implemetasikan
pada cloud computing, dan juga dapat
digunakan sebagai Reductive Lab
open-source software (kurang faham maksudnya apa), software ini dibangun
dengan menggunakan Cfengine system,
dan hebatnya banyak system administrator yang memanfaatkan software ini . user dapat dengan mudah mengatur
berapapun jumlah virtual machine dan
dapat melakukan automated routine,
tampa harus melakukan complex scripting.
f.
Enomaly
Adalah Elastic Computing Platform (ECP) yang merupakan akar dari Enomalism open-source provisioning and
management software, teknologi ini di desain untuk mengatur kompleksitas
dari implementasi infrastruktur cloud.
ECP adalah sebuah programmable virtual cloud computing
infrastructure untuk ukuran kecil, sedang dan juga enterprise besar.
g. Joyent
Adalah sebuah software yang didirikan pada Januari awal tahun ini, yang memulai open-source cloud dengan memanfaatkan JavaScript dan Git. Infrastruktur Joyent
cloud hosting dan cloud management
software membuka banyak open-source
tools untuk public dan private cloud. Perusahaan ini juga
membantu mengoptimasi kecepatan implementasi dari open-source MySQL database untuk penggunaan cloud use
h. Zoho
Banyak orang mengenal Zoho sebagai free, online
application, yang menjadi pesaing dari Google
Docs. Yang terpenting untuk diketahui adalah bawasanya Zoho core adalah betul
betul open source &mdash, sebuah
contoh bagaimaa solusi SaaS dapat
bekerja secara harmonis dengan open
source.
i.
Globus
Nimbus
Open-source toolkit ini mampu merubah
bisnis infrastruktur cluster menjadi Infrastructure-as-a-Service (IaaS) cloud. Amazon EC2 interface digunakan sepenuhnya namun ini bukan hanya
sebuah interface yang dapat
dimanfaatkan.
j.
Reservoir
Adalah sebuah inisiatif dari European research untuk mengembangkan virtualized infrastructure and cloud
computing. Untuk mengembangkan teknologi open-source untuk cloud
computing, dan membantu para pengguna bisnis untuk menghemat biaya IT.
k. OpenNebula
OpenNebula
VM Manager
adalah sebuah komponen dasasr dari Reservoir. Sebuah jawaban open-source untuk berbagai macam jenis virtual machine management yang banyak
di gunakan secara proprietary, Interface nya pun dapat dengan mudah
dipahami dengan cloud infrastructure
tools and services.
7. Daftar
Pustaka
شركة عوازل
BalasHapusشركة عوازل
شركة عوازل
شركات مكافحة الحشرات